Kamis, 31 Maret 2011

TUGAS KMB 6 (URETRITIS)


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN URETRITIS
A.    Pengertian
         Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997)
         Uretritis didefinisikan sebagai peradangan akibat infeksi dari uretra. Istilah uretritis untuk Penyakit Menular Seksual (PMS). Uretritis merupakan kondisi peradangan yang dapat menular.
B.     B. Anatomi Fisiologi



         Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1.      Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup
2.       Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
C.    Etiologi
Penyebab : kuman gonore atau kuman lain, kadang – kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. (Anonym 1997)
Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoed. Akan tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, E.Coli atau Mycoplasma. (Emanuel Rubin, 1982)
D.    Klasifikasi

1. Uretritis Akut

Penyebab:
         Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
Tanda dan Gejala:
·         Mukosa merah udematus
·         Terdapat cairan eksudat yang purulent
·         Ada ulserasi pada uretra
·         Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit
·         Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning sickness
·         Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus
·         Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita.
Diagnosa Diferential :
·         Uretritis GO
·         Amicrobic pyuhria
·         Uretritis karena trichomonas
·         Prostatitis non spesifik
Pemeriksaan Diagnostik
·         Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.

2.      Uretritis Kronis
Penyebab:
·         Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
·         Prostatitis kronis
·         Striktura uretra
Tanda dan Gejala:
·         Mukosa terlihat granuler dan merah
·         Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast bertambah
·         Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama
·         Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.
.

3.      Uretritis Gonokokus

Penyebab:
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
Tanda dan Gejala:
                  Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini adalah bagian dari uretritis akut
4.      Uretritis Non Gonokokus (Non Spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur. (Underwood,1999)
Etiologi:
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
Makroskopik
Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan; dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
Rabas
Timbul 3-8 hari setelah infeksi dan kental, kuning serta banyak. Apusan memperlihatkan sejumlah besar sel – sel pus (100%), banyak mengandung diplokokus gram negative intraseluler yang difagositosis.

5.      Uretritis Abakterial Penyakit Reiter

Uretritis yang berkaitan dengan konjunktivitis dan artritis
Etiologi:
Kemungkinan terdapat organisme dari kelompok chlamydia
Hasil
Kemungkinan terdapat pemulihan spontan, tetapi sering kali terdapat riwayat yang lama, dengan banyak eksaserbasi klinik. Pada kasus yang berat terdapat ulserasi dari mukosa bukal, kulit kaki, glans penis, uretra dan kandung kemih. Iritis dan keraitis dapat menjadi penyulit konjunktivitis

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

1.      Biodata klien

Pada biodata perlu adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus uretritis 90% dialami oleh pria. Sebaliknya Pada wanita hanya sedikit yang mengalami dan kebanyakan asimptomatik.
2.      Pemeriksaan fisik
3.      Riwayat penyakit sekarang : kali dengan PQRST
4.      Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin. Apakah klien pernah mengalami lesi local yang berlokasi dekat uretra.
5.      Pola aktivitas sehari – hari
1.      Nutrisi
Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi uretra.
2.      Eliminasi
Perubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi / oliguri
3.      Istirahat / tidur
a.    Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya inflamasi uretra dan adanya rasa nyeri.
b.    Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya
6.      Riwayat psokologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien berhubungan dengan penyakityang dideritanya.
7.      Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
8.      Pemeriksaan wajah
Amati apakah klein mengalami konjunktivitis karena dengan adanya konjunktivitis dapat menunjukkan terjadinya uretritisabakterial – penyakit reiter  
9.      Pemeriksaan abdomen
a.    Inpeksi : Bagaimanakah bentuk abdomen
b.   Palpasi : Adakah nyeri tekan
c.    Auskultasi : Adakah peningkatan bising usus / gangguan kontraksi otot polos ureter yang menyebabkan gangguan miksi
10.  Pemeriksaan Genetalia
a.    Inpeksi :
Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.
Terdapat cairan eksudat purulen.
Ada ulserasi diuretra
Adanya pus.
Peradangan akut uretra
b.      Palpasi
Ada nyeri tekan pada genetalia karena adanya inflamasi
c.       Auskultasi
d.     Adanya gangguan kontraksi otot polos uretra sehingga terjadi kesulitan miksi

B.     ANALISA DATA

Data Subyektif :

a.      Klien mengeluhkan rasa nyeri di daerah uretra dan sekitarnya

b.      Klien mengeluhkan adanya pus dan kemerahan di penis

c.       Klien mengeluhkan nyeri saat BAK

d.     Klien mengatakan kecemasan terhadap penyakitnya

Data Obyektif :
a.      Mukosa merah
b.      Terdapat cairan eksudat
c.       Terdapat cairan ulserasi uretra
d.     Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit, fibroblas bertambah

C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Perubahan pola eliminasi BAK: retensi urine b.d kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekrunder terhadap striktuR
2.      Nyeri b.d infeksi saluran perkemihan.
3.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual muntah
4.      Resti infeksi b.d adanya faktor resiko nosokomial
5.      Resti terhadap ketidakpatuhan b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan perawatan di rumah.

D.    INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Perubahan pola eliminasi BAK: retensi urine b.d kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekrunder terhadap striktur.
Kriteria hasil:
Individu akan mengosongkan kandung kemih menggunakan manuver valsavas dengan residu ( dr 50 cc jika diindikasikan mencapai suatu keadaan kekeringan di mana secara pribadi puas).
Intervensi:
a.       Ajarkan individu menegangkan abdomen dan melakukan manuver valsavas, jika diindikasikan:
b.      sandarkan ke depan pada kedua paha
c.       kontrasikan otot abdomen dan regangkan / tahan nafas sambil meregangkan (manuver valsavas)
d.     Tahan pegangan / nafas sampai aliran urin berhenti, tunggu satu menit dan regangkan sepanjang mungkin.
e.      Lanjutkan sampai tidak ada urin yang keluar
f.        Catat keluaran urin, selidiki penurunan / penghentian aliran urin.
g.      Observasi dan catat warna urin
h.      Ukur residu pasca berkemih setelah usaha mengosongkan kandung kemih, jika vol residu urin lebih besar dari 100 cc, jadwalkan program kateterisasi.
2.      Nyeri b.d infeksi saluran perkemihan.
Kriteria hasil :
 tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah panggul.
Intervensi :
a.      Pantu haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih
Rasional :  untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
b.      Berikan analgetik sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya.
Rasional : analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri.
c.       Berikan antibiotik, buat bervariasi sediaan minum, termasuk air segar di samping tempat tidur dan pemberian air sampai 2400mL/hari.
Rasional:
 akibat dari peningkatan haluaran urine memudahkan berkemih sering dan membantu membilas saluran perkemihan.
d.     Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur. Anjurkan pasien untuk berkemih kapan saja ada keinginan.
Rasional:
berkemih yang sering mengurangi statis urine pada kandung kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri.
3.      Resti infeksi b.d adanya faktor resiko nosokomial
Kriteria hasil :
 berkemih dengan urin jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis dalam batas normal, kultur urin menunjukkan tak ada bakteri.
Intervensi:
a.      Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin.
Rasional : untuk mencegah kontaminasi uretra.
b.      Jika dipasang kateter berikan perawatan kateter 2 kali per hari ( merupakan bagian dari waktu mandi pagi dan pada waktu akan tidur dan setelah buang air besar).
Rasional :kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
c.        Ikuti kewaspadaan umum : cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung, pemakaian sarung tangan / kontak dengan cairan tubuh atau darah.
Rasional :untuk mencegah kontaminasi silang.
d.      Kecuali dikontraindikasikan ubah posisi pasien setiap dua jam dan anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya 2400 mL/hari. Bantu menglakukan ambulasi sesuai dengan kebutuhan.
Rasional :untuk mencegah statis urine.
e.      Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine:
1)      Tingkatkan masukan sari buah berri
2)      Berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urine
Rasional:  asam urine menghalangi tumbuhnya kuman. Karena jumlah sari buah berri diperlukan untuk mencapai dan memelihara keasaman urine. Peningkatan masukan cairan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.
4.      Resti terhadap ketidak patuhan b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan perawatan di rumah.
Kriteria hasil :
menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
a.      Berikan informasi tentang sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan, penjelasan pemberian antibiotik yang meliputi nama, tujuan, dosisi, jadwal dan catat efek sampingnya.
Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
b.      Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk tindakan pencegahan
Rasional: Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.
c.       Instruksikan pasien untuk menggunakan seluruh antibiotik yang diresepkan, minum sebanyak delapan gelas per hari, khususnya air dan sari buah berri, dan segera memberitahu dokter bila diduga ada infeksi.
Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urine. Lingkungan asam membantu mencegah pertumbuhan bakteri. Deteksi dini memungkinkan pemberian terapi antibiotik sebelum infeksi menyebar.
5.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual muntah.
Kriteria hasil :
 pasien akan menunjukkan BB stabil / peningkatan mencapai tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi.
Intervensi:
a.      Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari, perhatikan tingkat energi: kondisi kulit, kuku, rambut, rongga mulut, keinginan untuk makan / anoreksia
Rasional :memberikan kesempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari normal/ dasar pasien dan mempengaruhi pilihan intervensi.
b.      Timbang BB setiap hari dan bandingkan dengan BB saat penerimaan
Rasional :membuat data dasar, membantu dalam memantau keefektifan aturan terapeutik, dan menyadarkan perawat terhadap ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan/ penambahan BB.
c.        Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori dengan tepat.
Rasional :mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan aktual.

DAFTAR PUSTAKA
Doengos. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta
Thomson. AD> 1997. Catatan Kuliah Patologi. EGC. Jakarta
Underwood. JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. EGC. Jakarta

Diposting Oleh :
Nama             : Asep Diki Permana
NIM               :05200ID09006
Kelas              :2A
Kelompok     :1
Ø  Anisah nur azizah
Ø  Asep diki Permana
Ø  Lina Ratiana
Ø  Farid Maroef Maulana Ishak
Ø  Pipit Puspita Permana
Ø  Rini yuliani
Ø  Susanti
Ø  Ucu cahyati
MAHASISWA AKPER PEMDA GARUT




Tidak ada komentar:

Posting Komentar